Alkisah, tiga orang “besar” yang akhirnya diseret ke neraka karena salah niat. Padahal mereka adalah tokoh – tokoh terkemuka yang sarat dengan prestasi gemilang di tengah kaumnya. Tetapi ada buruk yang tertanam di lubuk hati mereka yang paling dalam.
Mereka dicampakkan ke dalam neraka akibat terbongkarnya niat buruk tersebut di mahkamah keadilan Allah 'Azza Wa Jalla. Siapakah mereka? Sekali lagi, mereka adalah para pembaharu, pembangun dan pejuang bagi kaumnya. Mereka adalah seorang 'alim (berilmu), seorang dermawan (banyak berinfaq) dan yang lainnya adalah seorang mujahid (pejuang di medan perang).
Untuk yang pertama, Allah mendatangkan dan menanyainya : “Apa yang dahulu engkau perbuat di dunia?. Dia menjawab : “Aku menuntut ilmu di jalanMu, lalu kusebarkan ilmu itu karena mencari keridhaanMu”. Maka dikatakan kepadanya : “Engkau dusta! Sebenarnya engkau mencari ilmu supaya manusia menyebutmu sebagai seorang 'alim”. Kemudian diperintahkanlah malaikat penjaga neraka untuk menyeretnya lalu melemparkannya ke dalam neraka.
Untuk yang kedua, Allah mendatangkannya dan menanyainya : Apa yang dahulu engkau perbuat di dunia? Dia menjawab : “Aku mencari harta yang halal, kemudian aku infaqkan harta itu di jalanMu”. Maka dikatakan kepadanya : “Engkau dusta! Engkau infaqkan hartamu supaya manusia menyebutmu sebagai seorang dermawan”. Kemudian diperintahkanlah malaikat penjaga neraka untuk menyeretnya lalu melemparkannya ke dalam neraka.
Dan yang ketiga, dengan nasib yang sama, Allah mendatangkannya dan menanyainya : Apa yang dahulu engkau perbuat di dunia? Dia menjawab : “Aku berperang di jalan Allah, hingga aku mati terbunuh”. Maka dikatakan kepadanya : “Engkau dusta! Engkau berperang supaya manusia menyebutmu sebagai seorang pemberani”. Kemudian diperintahkanlah malaikat penjaga neraka untuk menyeretnya lalu melemparkannya ke dalam neraka.
Demikianlah, kisah di atas yang disebutkan oleh Nabi kita Muhammad Bin Abdullah shallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya kepada kita sebagai sebuah pelajaran sekaligus peringatan bagaimana membangun amal dari sebuah pondasi yang kokoh (baca : IKHLAS) agar memiliki nilai, makna dan arti, kini dan tentunya kelak di akhirat. Allah Ta'ala berfirman, artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5).
Rindu Anak Sulung
1 month ago
0 comments:
Post a Comment